Dunia Imajinasi
Seorang perempuan yang suka dengan kucing
Minggu, 15 September 2024
Apakah rasa syukur itu hanya sebagai penenang saja?
Rabu, 31 Januari 2024
DIAMOND
Senin, 11 Mei 2020
ANALISIS NOVEL FACELOVE KARYA SARA TEE DENGAN KAJIAN FEMINISME
Minggu, 12 Januari 2020
feature menjelajahi sepuh cai rebon
Feature how to : kelezatan docang pak kumis
nama : Puput Eka Pratiwi
npm : 118050009
Kamis, 01 Agustus 2019
Kucing "Momon" Review tentang mengapa saya "Puput Eka Pratiwi" sangat menyukai Momon
Momonkuh
Di sini saya akan mereview tentang kenapa saya sangat menyukai kucing mahluk tuhan yang berambut ingat kucing itu berambut seperti manusia bukan berbulu, yang berbulu itu unggas seperti bebek, ayam, dll.
Kucing kalian pasti tau dong kucing kan? Mungkin di sekitar rumah atau di rumah kalian melihara mahluk yang bernama kucing.
Saya memanggil kucing dengan sebutan "Momon" di ambil dari kata "Doraemon" kartun Jepang yang sampai sekarang masih populer.
Alasan saya sangat menyukai Momon adalah karena lucu, bulunya yang menggemaskan, suaranya, tangan mungil yang mirip manggis, dan banyak lagi.
Bagi saya sendiri Momon itu seperti teman saya, walau dia tidak pernah ngerespon saya ketika saya cerita ke Momon tapi saya merasa lega telah bercerita ke Momon ketimbang teman sendiri.
Dari kecil saya sudah dekat dengan Momon, tidur, makan, mandi bareng. Tapi setelah suatu kejadian di mana Momon saya meninggal di tabrak motor, saya tidak boleh melihara Momon lagi sampai sekarang. Saya cuman bisa ngasih makan Momon yang lewat rumah, saya senang walau tidak meliharanya.
Di sosial media saya mengikuti beberapa konten tentang Momon. Di situ ada aktivitas keseharian Momon, musibah yang menimpa Momon dan banyak lagi. Ketika ada Momon yang sakit saya merasa sedih bahkan sampai nangis padahal saya cuman liat di layar hp tapi hati saya tersentuh begitu dalam.
Bahkan di hp saya video dan foto hampir 70% tentang Momon. Mulai dari Momon belang, putih, betmen, hitam, tiga warna, sampai oren yang di sebut Momon oyen yang sedang viral pun di hp saya ada video dan fotonya.
Mungkin yang sekontak dengan saya di whatsapp bosen ketika saya bikin snap wa tentang Momon terus wkwk, Itu kesenangan bagi diri saya sendiri.
Saya selalu berdo'a buat Momon di seluruh dunia sehat selalu. Mungkin itu saja review dari saya. Terima kasih
Sabtu, 29 Juni 2019
Kucing oyen yang sedang viral di zaman now
Kucing adalah salah satu binatang yang banyak di pelihara oleh manusia setelah Anjing. Mereka melihara hewan berbulu seperti bola ini karena tingkah lucunya, muka polos dan imutnya, cara tidurnya dan banyak lagi.
Di zaman sekarang kucing berwarna oren sedang viral karena tingkahnya yang bar-bar sampai-sampai di sosial media sangat mudah menemukan "kucing oyen" panggilan untuk kucing oren yang bar-bar.
Setiap hari ada saja tingkah kucing oyen ini
Rabu, 19 Juni 2019
Resensi novel "sebuah usaha melupakan" boy candra
Judul buku : Sebuah Usaha Melupakan
Nama pengarang : Boy Candra
Penerbit : Mediakita
Tahun terbit : 2016
Kota terbit : Padang
ISBN : 978-979-794-520-6
Kategori : Non-Fiksi
Ukuran buku : 13x19 cm
Jumlah halaman : 306 halaman
Harga buku : Rp.65.000
Pembuka Buku
Awalnya saya tertarik dengan buku yang ingin diresensi, karena apa?. Dalam benak saya baru membaca sinopsisnya sudah tertarik dengan isi bacaannya, apalagi dari luarnya cover yang sangat cocok dengan isi buku yang disampaikan oleh sang penulis. Dan bukan itu saja penulis ini sinopsis yang disampaikan sangat menarik, meninggalkan kesan tersendiri untuk para pembacanya. Sehingga saya tertarik untuk memaparkan bagaimana isi sekilas buku tersebut. Apalagi penulis ini sedang naik daun dan banyak dicari remaja maupun kalangan umum, sebab dalam social medianya saja banyak pengikutnya kemungkinan juga anda sendiri yang menjadi pengikut di social medianya.
Dalam buku ini sang penulis memberikan tentang sabar dalam menghadapi apapun, seperti percintaan, iklaskan, pengorbanan, mengingatkan kepada sang pencipta, kesabaran, perjuangan. Dalam kutipan Dia melewati hari-harinya merasa sedih perlu berbulan-bulan untuk memulihkan diri dari apa yang dirasakan, dan di menyadari satu hal yang bukan untukknya walaupun sudah usaha sekeras apapun dan memaksa tidak akan didapatkan dan ujung-ujunya sia-sia. Dengan itu dia memperjuangkan sekuat tenaga usaha untuk bangkit dan meninggalkan kesedihan yang tidak ada gunanya sama sekali.
Dalam hal percintaan kita diajarkan untuk mengikhlaskan seseorang yang belum dipersatukan oleh sang maha pencipta, sebab itu sebagai manusia harus saling mengorbankan demi kebahagiaan orang lain. Tidak lupa pula dengan mencintai sang pencipta bukan hanya mencintai yang diciptakannya saja, sang penulis mengingatkan agar kita tidak lupa dengan keberadaan tuhan yang selalu memberikan jalan yang baik, kesehatan dan kemakmuran. Karena itu pesan juga dalam buku tersebut agar mencintai orang tua kita sendiri, dengan perjuangan orang tua yang membesarkan kita susah payah yang mereka lakukan membuat sang penulis mengajak yang pembacanya untuk mengingatkan bahwasanya keberadaan orang tua dan tuhan itu sangat berarti dibandingkan dengan hal-hal yang bodoh maupun yang tidak penting untuk dipikirkan oleh kita.
Dalam karya asma nadia pun pesannya hampir-hampir sama dengan penulis ini yang tidak jauh dari tentang percintaan dari sang pencipta, makhluk yang diciptakannya, orang tua, keagamaan atau yang disebut dengan religius pesan-pesan yang disampaikan itu.
Bahasa
Pada penulisan buku ini baik, mudah di pahami dan jelas. Memang sudah banyak di ketahui khalayak umum bahwa penulisan nuku ini kegalauan, kecewa, sabar sehingga kena pada para pembacanya . semua yang dituliskan sama persis apa yang kita rasakan .
Dan menurut pandangan saya walaupun gaya penulisan boy chandra berbeda dengan pengarang lainnya, dia bisa menjadi diri sendiri dan beda dari orang lain sehingga beliau dikenal dengan karya-karyanya ciri khas dia.
Struktur dalam penulisan diatas menggunakan bahasa jelas dan sangat mudah dipahami oleh pembahasannya. Tata bahasa yang digunakan jaga sesuai PUEBI dan mudah di mengerti .
Nilai-nilai Buku
Buku ini sangat cocok untuk anda yang sedang mencari hiburan dan manfaat teng kesabaran menjalankan kehidupan, apalagi mengingat akan adanya tuhan yang selalu memberi jaln yang lurus. Dan kita agar berbakti pada kedua orang tua, karena ridhonya orang tua ridhonya tuhan pula, meninggalkan kesan tersendiri untuk para pembacanya. Sehingga saya tertarik untuk memaparkan bagaimana isi sekilas buku tersebut.
Kelebihan Buku :
Buku milik Boy Candra selalu berjejer di toko-toko buku terkenal. Jadi bisa dipastikan tidak ada yang tidak mengetahui bukunya. Quotes nya banyak di sebar luaskan di akun akun media sosial, instagram. Tumblr, facebook , twitter juga yang lainya. Karya nya sudah dikenal di berbagai kalangn muda mudi. Salah satu karya nmya yang sedang populer belakangan ini ialah buku “Sebuah Usaha Melupakan”. Buku ini ketika penulis membelinya dan baru saja meresensi ialsh buku cetakan yang ke sembilan.
Setelah tahun 2016, penerbit mediakita telah menerbitkan buku tersebut hingga cetakan yang kedelapan. Pada tahun 2017 ini novel tersebut kembali dengan cetakannya yang ke sembilan. Buku buku boy candra banyak di kagumi oleh kawula muda saat ini, karena penuli tersebut seperti merasakan apa yang tengah dirasakan oleh pembacanya. Dan mampu membakar emosi pembacinya. Dan tak jarang pembacanya dibuat tertawa tawa sendiri, dan juga menangis. Karena apa yang disampaikan oleh boy candra seolah olah adalah suara suara pembacanya yang berhasil di tumpah an dalam buku bukunya.
Kekurangan buku :
Bagi yang tidak terlalu menyukai genre buku yang mellow, mungkin akan kurang suka dengan hasil karya karyanya. Karena cerita nya yang itu itu saja. Buku tersebut memperlihatkan kejelasan seseorang yang galau, penuh sindiran, dan layaknya membaca buku harian seseorang yang meratapi nasibnya karena ditinggalkan cinta.
Ringkasan
Aku mungkin tak bisa membawamu kepada hal-hal yang pernah kau punya dimasa lalu, sebuah usaha untuk melupakan seseorang dan kemudian dia menemukan apa yang dia inginkan dan diharapkannnya. Dan dia tidak ingin mengulang apa yang dia rasakan waktu dulu,di datang ke orang tuanya dan berdoa kepada sang pencipta agar diberikan jaln yang baik dan diberikan dalam segala hal untuk kehidupannya. Kau percaya hidup, tanpa tanpa impian adalah takdir yang malang karena tuhan telah membiarkan dilahirkan.
Karniti
Sabtu, 15 Juni 2019
Resensi novel "rindu" tere liye
Identitas buku
Judul buku : Rindu
Penulis buku : Tere Liye
Penerbit buku : Republika
Kota terbit : Jakarta
Cetakan : IV
Tebal buku : 544 halaman
ISBN : 978-602-8997-90-4
Harga : 55.000
Sinopsis novel rindu
Novel inij menceritakan tentang masa lalu yang memilukan . tentang kebencian kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang kerinduan.
Cerita yang berlatar belakang di zaman pemerintahan Hindia Belanda. Menceritakan keluarga Daeng Adipati yang terdiri dari orang tua, serta pembantu rumah tangga, serta kedua anaknya Elsa dan Anna, merka akan pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah hajinya. Kedua anak Daeng Adipati selama di perjalanan sangat gembira tanpa mengerti yang di rasakan oleh ayah mereka, Daeng adipati.
Ada juga tokoh yang bernama Ambo Uleng dia adalah seorang pelaut yang seluruh hidupnya di laut bukan di daratan. Ambo uleng menjadi seorang pelaut karena menuruni sifat ayahnya yang sebagai pelaut. Dia menaiki kapal Blitar Holland bukan untuk mencari ikan, uang ataupun jodoh dia hanya ingin pergi jauh sejauh-jauhnya meninggalkan tempat kelahirannya yaitu Makassar.
Selanjutnya ada seorang keturunan Cina yang berprofesi sebagai guru ngaji. Di dalam kapal juga dia mengajari anak-anak yang ikut naik haji di mushola kapal. Mereka memanggil nya denagn bonda upe.
Seterusnya Gurutta Ahmad Karaeng seorang ulama besar di daerah Makassar. Dia sampai meminta izin di adakannya pengajian rutin di dalam kapal. Beliau juga yang memeberikan jawaban atas apa yang mereka rasakan selama ini.
Penokohan
Tema : perjalanan menuju tanah suci dengan penuh rahasia
Tokoh
Daeng Adipati : orang terkaya, dekat dengan orang Belanda, pintar
Elsa dan Anna : anak dari Daeng Adipati yang ceria, lucu, pintar, imut
Ahmad Karaeng : seorang ulama besar
Bonda upe : cantik, keturunan Cina, guru ngaji
Embah kakung dan embah putri : sepasang kekasih yang saling memcinta ssehidup-semati
Ambo uleng : seorang lelaki yang perkasa, pekerja keras tapi pendiam
Kapten philips : tanggung, bertanggung jawab
Alur : menggunakan alur maju dan mundur
Latar
Tempat : kapal, kota tua, pelabuhan lampung, pelabuhan bengkulu, pelabuhan padang, pelabuhan banda aceh, dermaga kota Batavia, laut samudera hindia-kolombo sri langka, pesisir pantai kolombo.
Waktu : pagi hingga malam
Suasana : menyedihkan, menyenangkan, mengharukan
Sudut pandang : menggunakan sudut pandang orang ketiga
Amanat : tidak boleh membenci diri sendiri karena akan menyusahkan diri sendiri dan mendapat dosa.
Bahasa
Bahasanya menarik mudah di pahami oleh banyak orang.
Nilai-nilai buku
Bagi yang ingin membaca buku tapi dengan suasana zaman penjajah bisa baca buku ini karena buku ini bernuasa zaman penjajahan.
Kelebihan buku
Ceritanya yang menarik membuat pembaca menjadi manusia yang lebih baik lagi, memceritakan latar belakang zaman dulu yang sangat menarik, kegiatan di dalam kapal yang bernilai positif
Kekurangan buku
Sampul buku yang tidak menarik karena tidak sesuai dengan isi bukunya.
Puput Eka Pratiwi
Kamis, 13 Juni 2019
Aan Jumiasih gadis yang tangguh
Aan Jumiasih seorang gadis yang tangguh
Hidupnya bagaikan kisah di televisi yang penuh dengan drama setiap episodenya bertambah masalah. Tubuh mungil, alis tebal, kulit sawo matang dia seorang gadis cilik yang harus menjalankan kehidupannya dengan mengorbankan masa kecilnya demi keluarga untuk bisa hidup bahagia.
Aan Jumiasih anak perempuan yang baru saja menginjak umur 11 tahun, setiap hari Aan selalu mengerjakan pekerjaan rumah ketika ibunya bersenang-senang, sementara ayah tirinya bekerja sebagai buruh.
Setiap hari memasak nasi dan setelah itu membeli lauk ke warung terdekat semua itu disiapkan untuk sarapan keluarganya, setelah semuanya selesai Aan berangkat sekolah. Di sekolah dia adalah orang yang pendiam dia hanya mempunyai teman beberapa saja.
Setelah pulang sekolah biasanya membereskan rumah jarang sekali bermain dengan teman-teman seusianya, setiap keluar rumah bermain selalu di cariin oleh ibunya dan di suruh pulang.
Aan sangat menyukai sinetron “cinta sebening embun” menurutnya kisah di dalam sinetron tersebut sama seperti kisah hidupnya. Sampai-sampai dia hapal episode pertama sampai kemarin tanggal 17 mei 2019.
Empat tahun yang lalu di hampir di jual ke orang, pada masa itu kehidupan ekonomi keluarganya sedang menurun, lamun sang pembeli menginginkan adiknya yang masih kecil sehingga ibunya menjual adiknya, Aan sedih adiknya di jual dan semakin sedih lagi sebulan setelah adiknya di jual ibunya menikah lagi.
Dua tahun yang lalu kakaknya sempat mengjak tinggal bersama tapi di tolak olehnya dengan alasan ingin tinggal bersama ibu dan ingin sekolah di tempat dia di lahirkan.
Puput eka pratiwi
Kamis, 23 Mei 2019
Puisi periode 1960-1980
Puisi Periode 1960-1980
Tahun 1960-an adalah masa yang sangat produktif bagi perpuisian Indonesia. Bahkan pernah berjaya pada tahun 1963-1965 penyair-penyair anggota Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), sebuah lembaga yang didirikan Partai Komunis Indonesia/PKI. Puisi periode angkatan ini lazim disebut sebagai puisi Angkatan 66 (Waluyo, 2002: 107). Menurut H.B. Jassin, para pelopor angkatan ini adalah para penyair demonstran seperti Taufiq Ismail dengan salah satu kumpulan puisinya Tirani (19166), Goenawan Mohamad dengan salah satu kumpulan puisinya Parikesit (1972). Selain itu, penyair lain yang tergolong angkatan ini adalah Sapardi Djoko Damono dengan salah satu kumpulan puisinya Ayat-ayat Api (2000), Hartoyo Andangjaya dengan salah satu kumpulan puisinya Simponi Puisi (bersama D.S. Moeljanto, 1954), Sutardji Calzoum Bachri dengan salah satu kumpulan puisinya O, Amuk, Kapak (1981), Abdul Hadi W.M. dengan salah satu kumpulan puisinya Riwayat (1967), Yudistira Adinugraha Massardi dengan salah satu kumpulan puisinya Omong Kosong (1978), Apip Mustopa dengan salah satu kumpulan puisinya dimuat di antologi sastra karya Ajip Rosidi Laut Biru Langit Biru (1977), Piek Ardiyanto Supriyadi dengan salah satu kumpulan puisinya Biarkan Angin Itu (1996), Linus Suryadi Ag dengan salah satu kumpulan puisinya Langit Kelabu (1976), dan D. Zawawi Imron dengan salah satu kumpulan puisinya Nenek Moyangku Air Mata (1990).
Ciri-ciri puisi Angkatan 66 adalah:
Puisi-puisi bersifat filosofis
Adanya rintisan baru pada puisi, yaitu puisi mantra dan konkret yang dipopulerkan oleh Sutardji Calzoum Bachri
Bersifat naturalis, realis, dan eksistensialis.
Sebagai cerminan karakteristik puisi Periode Angkatan 66, mari kita baca puisi Benteng karya Taufiq Ismail di bawah ini:
BENTENG
Sesudah siang panas yang meletihkan
Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas
Dan kita kembali ke kampus ini berlindung
Bersandar dan berbaring, ada yang merenung
Di lantai bungkus nasi bertebaran
Dari para dermawan tidak dikenal
Kulit duku dan pecahan kulit rambutan
Lewatlah di samping Kontingen Bandung
Ada yang berjaket Bogor. Mereka dari mana-mana
Semuanya kumal, semuanya tak bicara
Tapi kita tidak akan terpatahkan
Oleh seribu senjata dan seribu tiran
Tak sempat lagi kita pikirkan
Keperluan-keperluan kecil seharian
Studi, kamar-tumpangan dan percintaan
Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebentar malam
Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam.
1966
Pada puisi di atas, terlihat jelas sekali bagaimana Taufiq Ismail mendeskripsikan realitas yang ia rasakan pada saat ia membuat puisinya.
Sabtu, 18 Mei 2019
Kolak ubi dan sirup jenifer
Kolak Ubi dan Sirup Jenifer
Kebiasaan di desa Bandorasa Kulon kegiatan masyarakatnya membauat kolak dari ubi. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa dilakukan setiap bulan Ramadhan. Dan juga sebuah minuman yang sangat terkenal di Kuningan yaitu sirup jenifer.
Setiap daerah mempunyai ciri khas yang berbeda-beda seperti isian kolak, di desa kami biasanya isiannya adalah kolang-kaling, pacar cina dan tentunya ubi itu sendiri. Ubi memIliki warna yang berbeda seperti merah,putih,kuning, dan palaing yang mencolok adalah ungu.
Tidak kalah juga sirup jenifer yang terbuat dari sari-sari markisa yang telah di produksi masal oleh masyarakatnya sehingga sirup ini cocok untuk sajian berbuka puasa. Biasanya masnyarakaat hanya mencampurkan dengan es dan air sedikit.
Semua kebiasaan itu terjadi secara turun-menurun karena setiap sajian itu ada setiap bulan Ramadhan saja dan hari biasanya tidak ada disetiap rumahnya masyarakatnya.
Masyarakat juga sudah terbiasa juga mengomsumsi itu setiap bulan Ramadhan. Contohnya saja keluarga kami yang bisa kita pikirkan ketika buka puas minum sirup jenifer dan setelah itu kita makan kolak sesudah sholat maghrib.
Ada dalam benak saya mengapa bulan Ramadhan itu di indetikan dengan kolak, setelah dipikir-pikir dan melihat para tetangga bikin kolak dansirup jenifer memang semua itu sudah jadi kebiasaan di desa kami.
Tidak tau dari mana awal mulanya semua itu menjadi kebiasaan, tetapi menurut keluarga saya membuat kolak dengan ubi. Pada saat ubi panen yang melimpah sehingga masyarakat jadi bingung harus di apakan namun dengan ketidak sengajaan masyrakat mulai membuat kolak mencampurkan dengan ubi. Berbeda lagi dengan sirup jenifer yang mencoba sekelompok masyarakat membuat siruf hamper sama dengan perihal tadi, karena melimopah dan harus diapakan. Mereka mulai membuat sirup itu dan dijual ke halayak umum.
Biasanya ubi di desa kami juga di jual ke luar kota dan hasilnya lumayan walaupun kadang harga naik turun membuat para penjual merasa rugi. Begitu pula dengan sirup jenifer mulai dijual di luar kota juga apalagi sedang bulan Ramadhan hasilnya bisa berlipat-lipat.
Nama : Karniti
Kelas : 1a
Rabu, 15 Mei 2019
Serba serbi ramadhan di desaku
Di dusun cikole, desa Padamatang, kec Pasawahan, Kuningan ada sebuah mushola yang letaknya di pinggir jalan dan menyatu dengan kolam dan di atasnya tempat kemping, di situ setiap bulan ramadhan anak remaja jarang sekali yang taraweh di mushola cikole padahal setiap harinya banyak yang mengaji di mushola dan anak remaja di dusun cikole itu banyak. Dari saya kecil sampai saya dewasa bahkan sampai tahun sekarang bisa di hitung anak remaja yang taraweh di mushola cikole, setiap tahunnya paling 2 sampai 3 anak remaja saja yang taraweh di situ setiap tahunnya. Padahal tempatnya yang sejuk, nyaman tapi jamaah taraweh adalah orang dewasa sampai tua semua.
Bukan hanya itu saja setiap ramadhan juga yang jualan es buah, es campur, es jeli itu dari dulu sampai sekarang cuma 1 orang itu juga di ujung desa, setiap beli pasti selalu ngantri. Mungkin itu saja keunikan dari desaku
Ditulis : Puput Eka Pratiwi